PEMBAHASAN LENGKAP Bulan dan Fase-fase Bulan DEENDS

PEMBAHASAN LENGKAP Bulan dan Fase-fase Bulan DEENDS - Hallo sahabat MATERI LENGKAP FISIKA KIMIA, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul PEMBAHASAN LENGKAP Bulan dan Fase-fase Bulan DEENDS, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Artikel fisika, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : PEMBAHASAN LENGKAP Bulan dan Fase-fase Bulan DEENDS
link : PEMBAHASAN LENGKAP Bulan dan Fase-fase Bulan DEENDS

Baca juga


PEMBAHASAN LENGKAP Bulan dan Fase-fase Bulan DEENDS

Selamat malam semuanya
Temen-temen, coba kalian langit malam ini!
Semoga di saat kalian membaca postingan ini, langit malam tak tertutup awan karena indahnya cahaya bulan tentu dapat mengusir gundah di hati :D

Pada kesempatan kali ini Pakgurufisika akan membahas tentang Bulan dan Fase- Fasenya
Seperti teman-teman ketahui, jika Bulan (moon dalam bahasa inggris, lunar dalam bahasa romawi, artemis dalam bahasa yunani) adalah satu-satunya satelit alami yang dimiliki bumi.


Jika dilihat dari posisinya, bulan adalah benda angkasa yang paling dekat dengan bumi. Bulan juga menjadi benda kedua yang paling terang setelah matahari dan satu-satunya permukaan benda langit yang dapat dengan mudah kita amati.

Bulan adalah bola batu raksasa yang mengitari bumi. Permukaan bulan gersang dan dipenuhi kawah yang berasal dari ledakan meteorit miliaran tahun yang lalu. Bulan mungkin terbentuk saat planet lain bertumbukan dengan bumi muda. Pecahan batuan dari peristiwa itu muncul bersama dan membentuk bulan.

Bulan merupakan satu-satunya benda langit pengikut bumi yang berdiameter 3480 km yang beredar pada jarak rata-rata 384.421 km. Bulan mempunyai dua gerakan yang penting yaitu rotasi bulan dan revolusi bulan.

Rotasi bulan adalah perputaran bulan pada porosnya dari arah barat ke timur. Dalam satu kali rotasi bulan memerlukan waktu sama dengan satu kali revolusinya mengelilingi bumi. Oleh karena waktu berotasi dan berevolusi bulan sama, maka permukaan bulan yang menghadap bumi relatif tetap. Adanya sedikit perubahan pada permukaan bulan disebabkan gerak angguk bulan pada porosnya. 

Revolusi bulan adalah peredaran bulan mengelilingi bumi dari arah barat ke timur. Waktu yang diperlukan untu melakukan satu kali revolusi rata-rata 27 hari 7 jam 43,2 menit. 

Waktu peredaran bulan ini (revolusi bulan) juga terbagi menjadi dua, yaitu:
  1. Sideris adalah waktu yang ditempuh bulan untuk kembali ke asalnya. Revolusi bulan ini dijadikan dasar bulan qomariyah, tetapi waktu yang dipergunakannya bukan waktu sideris melainkan waktu yang sinodis.
  2. Sinodis adalah waktu yang ditempuh bulan dari posisi sejajar antara matahari, dan bumi ke posisi sejajar berikutnya. Waktu sejajar ditempuh rata-rata 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik sama dengan 29,53058796 hari atau di bulatkan menjadi 29,531 hari.
Bidang yang dipakai bulan dalam mengelilingi bumi disebut bidang edar bulan, yang memotong bidang ekliptika sebesar 05o08�52�. Dengan demikian, bidang edar bulan tidak berimpit dengan bidang edar bumi. Jika kedua bidang edar tersebut berimpit, maka setiap bulan akan terjadi dua kali gerhana, yaitu gerhana matahari pada awal bulan dan gerhana bulan pada pertengahan bulan. 
Walaupun demikian, gerhana matahari atau gerhana bulan setiap tahun masih terjadi tiga atau empat kali. Hal ini disebabkan oleh kecilnya sudut potong antara bidang edar tersebut dengan bidang ekliptika.

Fase-fase Bulan 

Bulan adalah benda langit yang tidak mempunyai sinar sendiri. Cahayanya yang tampak dari bumi merupakan sinar matahari yang dipantulkan oleh bulan. Dari hari ke hari, bentuk dan ukuran cahaya bulan itu berubah-ubah sesuai dengan posisi bulan terhadap matahari dan bumi. 

Pada saat bulan berada tepat di antara bumi dan matahari, yaitu saat terjadi konjungsi, maka seluruh bagian bumi tidak menerima sinar matahari tepat menghadap ke bumi. Akibatnya pada saat itu bulan tidak tampak dari bumi. Hal ini disebut bulan mati

Ketika bulan bergerak, maka bagian bulan yang menerima sinar matahari terlihat dari bumi. Bagian bulan yang terlihat dari bumi sangat kecil dan membentuk bulan sabit. Itulah yang dikenal dengan hilal awal bulan

Semakin jauh bulan bergerak meninggalkan konjungsi semakin besar pula cahaya bulan yang tampak dari bumi. Tujuh hari kemudian sesudah bulan mati, bulan akan tampak dari bumi dengan bentuk setengah lingkaran. Itulah yang disebut dengan kwartir I. Pada akhirnya sampailah bulan pada titik tejauh dari matahari dan secara penuh menghadap ke matahari yang disebut dengan saat konjungsi.

Pada saat konjungsi, bumi persis sedang berada antara bulan dan matahari. Bagian bulan yang sedang menerima sinar matahari hampir seluruhnya terlihat dari bumi, akibatnya bulan tampak seperti bulatan penuh yang dinamakan bulan purnama. Setelah itu bulan bergerak terus dan bentuk bulan semakin mengecil. Tujuh hari kemudian setelah purnama bulan akan tampak dalam bentuk setengah lingkaran lagi, itulah yang disebut dengan kwartir II. Dan pada akhirnya sampailah pada saat konjungsi kembali, menjelang bulan berikutnya dimana sama sekali tidak tampak dari bumi yaitu saat bulan mati.

Gambar Fase-fase Bulan

Dengan demikian fase-fase bulan dalam konteks satu bulan penuh meliputi:

A. Newmoon (bulan baru), yaitu fase ketika terjadi peristiwa konjungsi antara bulan dan matahari. Sisi bulan yang menghadap bumi tidak menerima cahaya dari matahari, maka bulan tidak terlihat.

B. Waxing Cressent, Hilal awal bulan/bulan sabit muda, yaitu fase ketika bulan meninggalkan konjungsi pada hari tanggal 1,2, dan 3 Qamariyah. Selama fase ini, kurang dari setengah bagian bulan yang bersinar . Dan selama fase ini berlangsung, bagian yang menyala secara bertahap akan bertambah besar. 

C. First Quarter, yaitu fase setelah bulan meninggalkan konjungsi pada perempatan pertama dalam ukuran sudut busur. Fase ini terjadi pada tanggal 6,7, dan 8 Qamariah. Bulan mencapai tahap ini ketika setengah bagian dari bulan terlihat. 

D. Waxing Gibbous, fase ini terjadi pada tanggal 10, 11, dan 12 Qamariyah. Awal fase ini ditandai saat bulan adalah setengah dari ukuran bulan penuh. 

F. Full moon (Bulan purnama), yaitu fase ketika terjadinya peristiwa konjungsi. Permukaan bulan yang terkena sinar matahari akan terlihat dari bumi, fase ini terjadi pada tanggal 13, 14, dan 15 Qamariyah. Sisi bulan yang menghadap bumi mendapat cahaya matahari sepenuhnya, maka seluruh bulan terlihat. Hal ini terjadi ketika bulan berada di sisi berlawanan dari bumi.

F. Wanning Gibbous, terjadi pada tanggal 17, 18, dan 19 Qamariyah. Awal fase ini ditandai saat bulan adalah setengah ukuran penuh. 

G. Third Quarter, yaitu fase dimana bulan meninggalkan matahari setelah peristiwa istiqbal. Fase ini terjadi pada tanggal 21, 22, dan 23 Qamariyah. Bulan mencapai tahap ini ketika bentuk bulan nampak setengah dari yang terlihat. 

H. Waning Cressent (Hilal akhir bulan/bulan sabit tua), yaitu Fase dimana bulan berbentuk sabit pada akhir bulan. Fase ini terjadi pada tanggal 27, 28, dan 29 Qamariyah. 


Sekian, Semoga postingan ini bermanfaat :)


Demikianlah Artikel PEMBAHASAN LENGKAP Bulan dan Fase-fase Bulan DEENDS

Sekianlah artikel PEMBAHASAN LENGKAP Bulan dan Fase-fase Bulan DEENDS kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel PEMBAHASAN LENGKAP Bulan dan Fase-fase Bulan DEENDS dengan alamat link https://agussobana05.blogspot.com/2016/01/pembahasan-lengkap-bulan-dan-fase-fase.html

0 Response to "PEMBAHASAN LENGKAP Bulan dan Fase-fase Bulan DEENDS"

Posting Komentar